Yohan Efendi (THL-TB PP BP3K Bansari Temanggung)
Kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak untuk melindungi dari pengaruh buruk iklim (hujan, panas, angin, temperatur) dan gangguan lainnya seperti hewan liar dan pencurian ternak. Agar ternak dapat berproduksi secara optimal maka kandang harus mampu memberikan tempat yang nyaman bagi ternak. Dalam pembuatan kandang ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan yaitu faktor biologis, faktor teknis dan ekonomis. Masing-masing faktor dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis ternak yang perlu di pertimbangkan adalah sensitifi tas respon ternak terhadap unsur iklim. Misal ternak yang sensitif terhada panas maka perlu merancang kandang agar tidak menyebabkan iklim didalam kandang panas. Hal ini bertujuan agar ternak dapat berproduksi secara optimal.
2. Faktor Teknis
Kandang ternak perlu dibuat kuat agar dapan memberikan fungsi dengan baik. Konstruksi, bahan dan tata letak bangunan harus di hitung berdasarkan perhitungan arisitektur yang sesuai.
3. Faktor Ekonomis
Tujuan pemeliharaan ternak adalah memberikan nilai ekonomi bagi peternak pemeliharanya. Semua faktor dalam proses pengelolaan ternak juga harus dipertimbangkan secara ekonomi. Kandang yang merupakan investasi tetap dan jangka panjang harus dibuat yang kuat tetapi menggunakan bahan bangunan yang tidak terlalu mahal. Efi siensi penggunaan bangunan dilakukan dengan mengatur tata letak, dan merancang kapasitas bangunan dengan baik. Peralatan diperlukan peternak sebagai wahana kegiatan budidaya ternak dan alat bantu untuk meningkatkan produktifitas peternak yang berfungsi menurunkan biaya tenaga kerja. Sebagai wahana kegiatan budidaya peralatan terdiri dari tempat pakan, minum, peralatan kesehatan
ternak dll. Peralatan peningkat produktifitas terdiri dari mesin pembuatan pakan, alat transportasi, mesin pemanen hasil ternak dll.
Selama ini petani ini petani dalam membuat kandang belum sampai kepada pemikiran-pemikiran di atas terutama pada ternak yang diusahakan secara tradisional. Kendala yang ada di tingkat petani sampai saat ini dalam pengembangan pertanian khususnya peternakan adalah :
a) Petani peternak masih berpola tradisional;
b) Kurang informasi dan tidak mau mencari informasi;
c) Tidak ada motivasi untuk maju;
d) Kurangnya pengertian tentang perkandangan bagi keberhasilan usaha ternak domba;
e) Belum fahan dan belum menyadari dampak kesehatan bagi peternak dalam mengelola perkandangan yang baik;
f) Kelompok tani belum berfungsi optimal;
g) Belum adanya pemupukan modal di tingkat kelompok;
h) Terjadinya krisis kepercayaan di tubuh kelompok;
i) Kebiasaan turun temurun, lamban dalam menerima perubahan.
1. Fungsi kandang;
Seperti halnya rumah bagi manusia, fungsi kangang adalah sebagai tempat istirahat yang nyaman, maka bangunan kandang perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga bangunan kandang mampu memenuhi fungsi yang diharapkan :
a) Melindungi ternak domba dari matahari, angin, hujan dan penyakit;
b) Mampu menolong petani/peternak untuk dapat mencapai produksi optimal dari ternaknya, dapat menjalankan usaha secara ekonomis, menambah usia pemakaian peralatan, menurunkan biaya pemborosan tersamar tiap unit;
c)Menghemat tenaga, menunjang kesehatan, dengan pengaturan kandang yang luwes dan efisien;
d) Mampu memenuhi kebutuhan ;
e) Menarik dan rapi sehingga kandang tersebut menyenangkan sebagai tempat tinggal ternak domba.
3. Persyaratan Teknis Kandang
Kandang domba memerlukan persyaratan teknis yang baik, seperti :
Konstruksi harus diusahakan yang kuat, terutama tiang-tiangnya meskipun menggunakan bahan bangunan sederhana;
a) Atap diusahakan dari bahan atap yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif kecil. Untuk lokasi kandang di daerah panas dapat menggunakan atap rumbia atau ilalang; sedangkan di daerah dingin dapat menggunakan atap seng;
b) Dinding harus diusahakan dari bahan bangunan seperti bambu yang dianyam dan ventilasinya harus diperhitungkan supaya pertukaran/sirkulasi udara berlangsung dengan baik tanpa mengganggu kenyamanan dan kesehatan ternak.
4. Bagian-bagian Kandang
Kandang ternak domba mempunyai bagian-bagian yang sesuai dengan tujuan dan fungsinya dalam mendukung pengelolaan, seperti :
a) Bagian kandang induk/utama
Merupakan tempat ternak domba kereman atau digemukkan. Pada usaha ternak penggemukan, ruang ini digunakan sebagai tempat untuk mengadakan aktivitas istirahat, makan, reproduksi dan membuang kotoran; sedangkan untuk ternak domba yang bukan kereman ruang induk/utama hanya dijadikan tempat istirahat dan tidur. Untuk kandang induk/utama per ekor domba membutuhkan luas kandang 1m x 1 m.
b) Bagian kandang induk dan anaknya
Merupakan kandang yang khusus untuk seekor induk yang sedang menyusui anaknya sampai anaknya disapih. Untuk bagian kandang ini seekor induk domba membutuhkan luas 1,5 m x 1 m, dan untuk anak domba memerlukan luas 0,75 m x 1 m. Kandang induk dan anaknya dipergunakan sampai anak domba mencapai usia 3 bulan.
c) Bagian kandang pejantan
Merupakan kandang khusus bagi domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacek. Kandang domba jantan sebaiknya cukup luas, serta memperoleh sinar matahari pagi dan udara segar dan bersih. Selain itu diusahakan agar kandang domba pemacek terpisah dari kandang domba lainnya, tetapi tidak terlalu jauh dengan domba betina dewasa. Hal ini dimaksudkan agar tidak gaduh dan terjadi perkelaian. Dianjurkan untuk kandang domba pemacek tidak dibuat berkelompok dan sebaiknya disekat-sekat. Luas kandang yang diperlukan untuk per ekor domba jantan pemacek adalah 2 m x 1,5 m.
5. Perlengkapan Kandang
Perlengkapan kandang domba sangat dianjurkan tersedi, agar dalam pengelolaan yang berkaitan dengan tatalaksana dapat dicapai secara efisien. Diantaranya yang paling pokok adalah :
a) Tempat pakan/palung pakan;
Merupakan tempat pakan dalam kandang, dimana harus dibuat sedemikian rupa sehingga bahan pakan hijauan yang diberikan untuk ternak domba tidak tercecer. Pada palung juga perlu disediakan ember untuk air minum.
b) Gudang Pakan
Merupakan tempat untuk menyimpan sementara pakan yang belum siap disajikan ke ternak. Hijauan pakan yaqng disimpan dalam gudang sebaiknya tidak dalam ikatan, agar tidak mengalami fermentasi yang menimbulkan panas dan akan mengurangi kualitas hijauan pakan ternak. Hijauan pakan yang dilayukan nilainya akan lebih baik untuk ternak domba dibandingkan dengan yang baru dan masih lembab. Pakan penguat hendaknya disimpan pada tempat yang terhindar dari proses pembusukan dan serangan hama.
c) Tempat Umbaran
Merupakan kelengkapan dari sistim perkandangan domba yang baik. Domba dimasukkan ke tempat umbaran pada saat kandang sedang dibersihkan. Tempat ini juga berfungsi sebagai tempat represhing (penyegaran), tempat olahraga bagi ternak. Untuk ternak domba yang tidak digembalakan perlu bermain di tempat umbaran secara teratur, agar kesehatannya terjaga. Kesulitan induk melahirkan adalah salah satu contoh yang sering terjadi di tingkat petani karena ternak domba sedang bunting kurang olahraga/gerak.
d) Tempat kotoran/kompos
Merupakan salah satu perlengkapan yang sudah sewajarnya tersedia. Pada kandang tipe lemprak yang digunakan sebagai kandang domba kereman atau yang digemukkan, sisa pakan dan kotoran akan menumpuk jadi satu dan sangat mengganggu kesehatan ternak domba. Pada kandang tipe panggung kotoran tertumpuk pada kolong lantai kandang , agar kotoran dapat jatuh ke bawah, maka lantai harus dibuat, diatur tidak terlalu rapat, cukup bersela kurang lebih 1,5- 2 cm.
6. Letak Kandang
Sesuai dengan fungsinya kandang harus menjamin ternak domba agar nyaman serta hidup sehat. Kandang juga harus memenuhi persyaratan tidak mengganggu lingkungan, terutama masyarakat sekitar; oleh karena itu kandang domba harus direncanakan dapat memenuhi syarat, seperti :
a) Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak lembab, lebih jauh dari kebisingan;
b) Aliran/sirkulasi udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang;
c) Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk ke dalam kandang;
d) Agak jauh dari lokasi pemukiman, serta masyarakat tidak merasa terganggu (utamanya untuk yang sudah masuk kategori perusahaan); tergangtung kesepakatan dengan lingkungan masyarakat;
e) Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat sekitar, sehinggakotoran domba tidak mencemari, baik secara langsung maupun lewat rembesan;
f) Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti : jalan raya, pasar, pabrik/RMU agar ketenangan ternak domba terjaga.
7. Tipe dan Model Kandang
Pada hakekatnya tipe dan model kandang untuk ternak domba yang umum dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
a) Tipe Kandang Panggung
Kandang tipe panggung merupakan kandang yang konstruksi lantainya dibuat sistim panggung. Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran yang terkumpul di bawah lantai.
Kolong dibuat berlubang atau digali lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan air kencing tidak berceceran.
Alas kandang domba sebaiknya terbuat dari kayu atau bambu yang sudah diawetkan supaya tahan terhadap kelapukan. Celah lantai panggung dibuat kurang lebih 1,50 - 2 cm, agar kotoran dapat jatuh ke bawah, tetapi kaki domba tidak sampai terperosok. Kandang panggung yang terawat baik domba akan terlihat bersih dan sehat-sehat.
Dinding kandang yang rapat sebaiknya dibuat setinggi 70 - 80 cm (ukuran tinggi penyekat) agar ternak domba di dalam kandang terhindar dari angin kencang. Selanjutnya di atas ketinggian 70 - 80 cm, dinding dibuat bercelah agar udara dapat masuk bebas dan sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang.
Tinggi panggung dari tanah dapat dibuat minimal 50 – 70 cm. Tinggi ruang utama dari alas sampai atap kurang lebih 2 meter. Pada kandang dobel, palung pakan dibuat di tengah kandang, sehingga meski tinggi panggung 2 meter, petani peternak akan lebih mudah memberikan pakan dan minum lewat jalan di atas lantai tengah. Ukuran alas palung pakan 25 – 40 cm, lebar bagian atas 40 – 50 cm, tinggi atau dalam palung 30 – 40 cm.
Lubang untuk masuk kepala domba mencapai pakan antara 20 – 25 cm. Palung pakan harus dibuat rapat, agar bahan pakan yang diberikan tidak tercecer keluar.
Kandang panggung bersekat secara individu untuk tujuan penggemukan, biasanya yang digemukkan adalah pejantan. Tujuan disekat-sekat dengan ukuran 50 cm x 120 cm per ekor yang dilengkapi tempat pakan dan minum. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesehatan ternak serta membatasi domba bergerak secara leluasa.
Kebutuhan ruang (ekor/cm2) Kambing/domba berdasarkan status fisiologis ternak dan umur (bulan) ternak.
No. | Status Fisiologis Ternak | Umur (bulan) | Ukuran (Ekor/cm2) |
1. | Jantan dewasa | > 12 | 100 cm x 120 cm |
2. | Betina dewasa | > 12 | 100 cm x 100 cm |
3. | Induk menyusui + jumlah anak (0 – 3 bulan/ekor) | > 12 | 100 cm x 100 cm + jumlah anak x (50 cm x 100 cm) |
4. | Anak Sapihan | 3 - 7 | 50 cm x 100 cm |
5. | Jantan/betina muda | 7 - 12 | 75 cm x 100 cm |
6. | Jantan bakalan untuk penggemukan | + 12 | 50 cm x 120 cm |
b) Tipe kandang Lemprak
Kandang tipe lemprak merupakan kandang yang umum digunakan untuk usaha ternak domba kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi ternak beralaskan kotoran dan sisa-sisa pakan hijauan. Kandang juga tidak dilengkapi dengan palung pakan, dalam menyajikan pakan hanya diserakkan di atas lantai. Pemberian pakan umumnya berlebihan, sehingga didapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar setelah 3 - 6 bulan kemudian.
Sistem perkandangan merupakan salah satu sub sistem dari Sub sistem teknologi produksi ternak domba ditinjau dari segi / bidang agribisnis; sedangkan sub sistem teknologi produksi merupakan salah satu dari sistem agribisnis. Sub Sistem Teknologi Produksi yang dimaksud adalah :
1) Teknologi Pembibitan dan Reproduksi ternak,
2) Teknologi Pakan,
3) Tatalaksana / pengelolaan Sistem Perkandangan,
4) Pengendalian / pencegahan dan pengobatan penyakit ternak,
5) Panen,
6) Pasca panen,
7) Pemasaran hasil
Sistem adalah serangkaian kegiatan yang merupakan satu kesatuan utuh, dan sistem terdiri dari sub sistem - sub sistem, diantara sub sistem-sub sistem terjadi saling keterkaitan yang mempunyai fungsi berbeda tetapi tidak bisa terpisahkan (harus utuh). Sub sistem teknologi produksi tersebut di atas (No. 1 s.d 7) juga merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan, kesemuanya saling terkait, kesemuanya penting. Selanjutnya Sistem Agribisnis minimal terdiri dari empat (4) sub sistem, yaitu :
Sub Sistem Pengadaan dan Penyaluran Saprodi/Sapronak;
2) Sub Sistem Teknologi Produksi;
3) Sub Sistem Panen dan Pasca Panen;
4) Sub Sistem Pemasaran Hasil.